Rabu, 26 Februari 2014

Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu

"Jangan pernah bermimpi mencari pasangan yang ideal, tapi carilah pasangan yang tepat. Kita tidak sedang berpikir mencari istri atau suami unggul. Carilah istri yang tepat dengan bingkai kita, dengan kepribadian kita. Sebab ternyata tidak semua orang cerdas membutuhkan orang cerdas lain, tidak semua orang gagah membutuhkan wanita cantik." (M. Anis Matta)

Belakangan--bisa jadi seminggu, setahun, sepuluh tahun atau puluhan tahun bahkan lebih lama lagi--mahar menjadi tema wacana yang sering digaungkan dalam berbagai peradaban yang sangat mengagungkan pernikahan. Bisa kita dengar mahalnya mahar di beberapa tempat seperti Arab, Turki, India dan juga daerah asal saya, Aceh. Terkadang realita tersebut dijadikan bahan candaan seperti di sebuah iklan bernuansa parodi tentang sebuah handphone yang bisa dijadikan mahar yang cukup sering juga diputar di radio-radio di Banda Aceh.

Di balik perdebatan itu, saya teringat ada sebuah buku kecil karangan M. Anis Matta yang juga saya kagumi tulisan-tulisannya di majalah An-Nida oleh karena kedalaman kata yang terlihat dari mana kemampuannya untuk merangkum penjelasan yang panjang dalam beberapa kalimat saja. Ini menunjukkan keluasan bacaannya. Salah satu yang pernah saya dengar dari beliau adalah lebih baik membaca mendalam daripada membaca cepat, sehingga kita bisa lebih menemukan makna yang tersirat. Buku kecil itu berjudul "Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu".

Di balik bukunya yang kecil dan tipis untuk Anda yang terbiasa membaca buku-buku tebal, Anis merangkum banyak penjelasan bagi mereka yang sedang dalam masa pencarian terhadap jodoh. Sebuah tema yang telah mengangkat pena untuk ribuan bahkan tak terhingga kata yang pernah dituliskan. Dengan cover bergambar wajah sang penulis beserta sebuah gambar bunga mawar, dapat langsung ditebak ke mana arah buku ini berbicara.

Pernikahan.

Pada bagian pertama buku ini Anis menguraikan empat kesiapan (minimal) sebelum memutuskan untuk berumah tangga, yaitu: kesiapan pemikiran, kesiapan psikologis, kematangan fisik dan kesiapan finansial. Anis menolak untuk mengabaikan aspek finansial oleh karena pernikahan semata-mata bukan hanya pekerjaan cinta.

Kesiapan pemikiran terbagi lagi kepada beberapa sub bagian, meliputi kematangan visi keislaman, kematangan visi kepribadian dan kematangan visi pekerjaan. Ketiga sub bagian ini mengerucut pada yang bersangkutan telah memiliki visi hidup yang jelas, sehingga yang dapat membantunya manakala terdapat masalah-masalah akibat ketidakmampuan mengharmonisasi ketiga aspek kehidupan tersebut.

Kesiapan psikologis merujuk kepada kemampuan seseorang untuk mentransfer semua visinya menjadi karakter. Kesiapan psikologis di sini adalah kematangan tertentu secara psikis untuk menghadapi tantangan-tantangan besar dalam hidup, dalam rangka menghadapi tanggung jawab, dalam menghadapi situasi di mana kita dituntut untuk menjadi lebih mandiri. Kesiapan menghadapi kemungkinan fluktuasi emosi yang bisa berlangsung begitu cepat.

Kesiapan fisik juga merupakan sesuatu hal yang penting diperhatikan. Anis menyarankan, ketika calon sudah dikenali, pada saat perkenalan diusahakan untuk tetap mengetahui masalah fisik si calon dan termasuk juga keturunannya dan kesehatan umum keluarganya. Pemeriksaan kesehatan juga menurut Anis merupakan hal yang sangat perlu untuk dipertimbangkan. Bukan berarti mereka yang memiliki masalah fisik tidak boleh menikah. Dengan berbagai teknologi yang ada, persoalan fisik yang mengganggu hubungan sosial seperti misalnya bau badan menjadi dapat diatasi.

Kesiapan finansial diulas oleh Anis Matta dengan gamblang, di mana unsur romantika merupakan hal yang sangat penting karena akan memperindah hidup. Namun unsur romantisme tersebut sebaiknya juga dibangun di atas realisme. Realisme tapi juga romantis. Realistis tapi tidak romantis berakibat pada kakunya hubungan dan menjadikannya begitu saklek. Kedua sisi tersebut, realisme dan romantisme, keduanya sama penting dalam membina hubungan rumah tangga. (halaman 29-30)

Bagian pertama buku ini ditutup dengan resume berbagai tanya jawab tentang pernikahan dalam ceramah-ceramah Anis. Salah satu yang jmenarik adalah situasi yang dijalani Anis saat menuju pernikahan. Mulanya Anis berharap proses pernikahan dapat berlangsung cepat antara beliau dengan pasangannya. Ternyata masa ta'arruf ditambah dengan silaturrahmi kepada keluarga besar, karena tuntutan budaya pada saat itu. Menariknya Anis memetik hikmah luar biasa dari silaturahim tersebut, di mana silaturahim dapat mengantar ke surga, dapat memperpanjang usia dan juga membuka pintu-pintu rezeki.

Bagian kedua buku ini diisi dengan pembahasan mengenai arti kebahagiaan dan bagaimana kebahagiaan itu terbentuk. Ada empat hal yang dibahas sebagai anasir-anasir pembentuk kebahagiaan, yaitu perasaan terarah atau keterarahan, keharmonisan, konsistensi atau kelurusan dalam hidup dan kualitas fisik.

Anis juga mengatakan bahwa dalam kehidupan keluarga, kegagalan dalam berhubungan seringkali terjadi akibat ketidakmampuan memahami situasi jiwa pasangan kita. Di samping itu, juga dibutuhkan kemampuan untuk mencintai. Mencintai dalam arti dapat menerima orang lain apa adanya, menerima secara utuh dengan segala kelebihan dan kekurangannya, kekuatan dan kelemahannya (halaman 63).

Keluarga, dimulai dari dua orang yang bertemu menjadi suami-istri, kemudian bertambah anggotanya dengan anak-anak yang lahir. Keluarga ini harus mengupayakan agar setiap anggota memiliki misi yang sama. Bila misa yang sama telah tertanam di dalam dada, maka setiap orang yang ada di keluarga itu akan merasakan bahwa rumah tangga ini hanyalah satu perahu dari sekian banyak perahu yang berlayar menuju Allah Swt (halaman 75).

Buku ini disajikan atas dasar pengalaman penulis yang merujuk kepada pengalaman, pengamatan dan pemikiran khas Anis Matta. Sekali lagi Anis membuktikan kemampuannya merangkai berbagai penjelasan panjang lebar dalam beberapa kalimat atau paragraf yang gamblang.

Buku ini tidak sekadar membahas teori namun juga dibandingkan dengan pengalaman sehari-hari para audiensnya dan juga penafsiran terhadap kisah-kisah di masa Rasulullah dan para sahabat. Tidak menggurui dan bahkan dapat memberikan banyak inspirasi bagi para pembaca dalam memperdalam ilmu berumah tangga.

Judul: Sebelum Anda Mengambil Keputusan Besar Itu
Penulis: M. Anis Matta
Editor: Eka Wardhana, Lilis Nichwan
Penerbit: PT Syaamil Cipta Media, Bandung
Tebal: viii + 76 halaman


bukubekasbandung.wordpress.com


Banda Aceh, 26 Februari 2014

7 komentar:

  1. Wah, ternyata Ani Matta juga menulis buku pernikahan ya? :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. kumpulan ceramah pernikahan ini kak... sepertinya beliau dulu sering menulis kolom keluarga juga di ummi/annida ya kan?

      Hapus
  2. wah! jadi pengen baca bukunya!
    thanks bang atas informasinya.
    semakin memotivasi diri utk menikah :D

    BalasHapus
  3. Bagus bukunya, brpa harganya? Pengen jugaa :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. azhar catat tanggal belinya: 18 Juli 2005, sayang nggak catat harganya :-) tapi sepertinya buku saku ini terjangkau. pas azhar beli dulu juga masih mudah ditemui di pasaran.

      Hapus