Selasa, 11 Februari 2014

Cara Bapak Membuat Kami Gemar Membaca

Di rumah kami, hal yang tidak luar biasa adalah kami senantiasa berlangganan surat kabar. Hal ini telah kurasakan sejak kecil di mana Bapak berlangganan sejumlah surat kabar. Pagi hari kami disuguhi surat kabar harian yang terbit di Aceh, yaitu Serambi Indonesia. Siang harinya giliran surat kabar Waspada yang menyambangi rumah kami. Seiring waktu, hadirlah harian Republika menggantikan Waspada sebagai bacaan penambah wawasan yang amat bermutu bagi kami.
Di samping surat kabar, kami juga berlangganan majalah. Setiap minggunya juga ada Majalah Bobo dan Album Walt Disney yang menjadi teman belajar membacaku semenjak kecil. Bahkan kami telah berlangganan majalah Bobo sejak aku masih balita. Soalnya kakakku yang usianya lebih tua 8 tahun yang membacanya. Alhamdulillah, Bapak masih dapat menyisihkan gaji beliau untuk membeli bacaan-bacaan penambah wawasan tersebut bagi kami.

Nah, tadi aku menyebut kebiasaan berlangganan surat kabar dan majalah tersebut sebagai hal yang biasa. Mengapa? Lantaran ada hal yang luar biasa bagi kami, anak-anak Bapak. Sebuah hal yang merupakan kebiasaan Bapak yang hingga kini sesekali masih kami mendapatinya. Kebiasaan yang lama-lama aku sadari sebagai pembentuk kebiasaan gemar membaca bagi kami.

Kebiasaan tersebut adalah membacakan bacaan tersebut dengan suara yang nyaring. Bapak biasanya membaca sebuah artikel di surat kabar yang beliau rasa menarik bagi kami. Beliau membacakannya atas inisiatif beliau sendiri. Sehingga kami yang tadinya sedang asyik bermain di ruang tengah, kemudian merapat kepada Bapak untuk mendengarkan apa yang sedang asyik beliau baca. Tanpa kami sadari, Bapak telah membagi sebuah ilmu dengan kami.

Hal yang luar biasa bagiku dari Bapak.

Kemarin, aku menyaksikan sebuah tayangan televisi Special Dialogue yang ditayangkan oleh Metro TV. Dalam acara yang dipandu oleh Bayu Oktara itu turut menghadirkan sejumlah pemateri dari lembaga yang berwenang mengurus sebuah perpustakaan pemerintah di DKI Jakarta, serta artis Mona Ratuliu.

Dalam acara bertema seputar pengaruh "Reading for Fun" bagi tumbuh kembang anak tersebut, Mona Ratuliu mengungkapkan rasa sukacitanya atas begitu banyaknya bahan bacaan yang dapat membantunya dalam mendidik anak-anaknya. Mona mencontohkan bahwa saat ini, apabila dirinya ingin mendidik atau memotivasi anaknya untuk mengerjakan suatu kebiasaan tertentu, ada banyak sekali buku-buku yang bisa mengarahkan sang buah hati tanpa mesti merasa disuruh-suruhi, seperti "Aku Suka Bangun Pagi", "Aku Senang Mandi Pagi", dan sebagainya (contoh saya tambahkan lantaran tidak mengingat betul judul buku yang diceritakan oleh artis tersebut).

Bapak juga gemar mengaji. Meski dengan kesibukannya ketika Bapak masih bekerja dulu, namun masih menyempatkan diri setidaknya mengaji surat Yasin pada malam Jum'at. Bapak tidak menyuruh-nyuruh kami mengaji, namun kami membiasakan diri lantaran sejak kecil telah dibiasakan untuk mengaji. Ini lagi-lagi menjadi bukti bahwa ketika menjadi orang tua, maka keteladanan adalah hal terpenting dalam ilmu parenting atau dunia mendidik anak.

Kami bersyukur sekali dengan kebiasaan Bapak dalam menyaringkan suara beliau saat beliau membaca surat kabar tersebut, sedikit banyak telah mengakrabkan kami dengan buku. Setidaknya, aku senantiasa hobi menghabiskan uang saku untuk membeli buku yang kemudian mengisi rak bukuku.

Oh iya, mumpung sedang ingin menulis tentang kegemaran membaca,  aku ingin menyelipkan juga sebuah tautan yang menceritakan sebuah kisah lainnya bagaimana kemudian kisah antara aku dan buku-buku:
http://nowayreturn.blogspot.com/2013/10/kisah-cinta-segiempat-antara-aku-buku.html

Sampai berjumpa lagi!

^_^


Banda Aceh, 18 Desember 2013

4 komentar:

  1. hahaha. sepertinya dirumah bakal ada gudang majalah :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. yaa, nggak juga sih. soalnya banyak yang jadi dijual juga lantaran udah terendam atau debunya pada tebal. terima kasih udah berkunjung Reza. :)

      Hapus
  2. A good father :) saya terkejut waktu menjelang pertengahan tulisan, siapa yg putar lagu, hmm..ternyata blog ini menyajikan hiburan juga hehehe...wah enaknya ada secangkir teh plus makanan ringan, baru mantap.

    BalasHapus
    Balasan
    1. putar lagu? maksudnya? kiasan yaa :-)

      saya sudah tanya juga sama Kak Eky, boleh nggak tulisan seputar buku tapi bukan resume dan resensi ditayangkan di blog ini. Katanya boleh...

      Hapus